Menjadi Manusia Produktif dan Memproduktifkan Manusia


Tidak sedikit orang menjadikan start point suatu perubahan pada moment khusus. Hal paling sederhana adalah ketika Anda mengevaluasi kegiatan satu pekan pada hari minggu dan bertekad melakukan perbaikan pada hari senin. Karena senin adalah awal pekan, begitu pula pada awal bulan, orang-orang selalu memulai dari tanggal satu. Maka tak heran jika moment awal tahun menjadi ajang menuliskan resolusi setelah mengevaluasi capaian pada tahun yang lalu. Padahal, sebenarnya suatu perubahan tidak perlu menunggu moment khusus. Karena sejatinya setiap hari kita harus melakukan muhasabah, menghitung diri dari 24 jam terakhir. Melakukan evaluasi dan mengencangkan tekad untuk esok hari. Karena kalimat “Esok harus lebih baik dari hari ini” bukan hanya sekadar penghias papan-papan motivasi. 

Perubahan akan tercetus jika kita sering melakukan evaluasi. Sayangnya, banyak orang yang sulit melakukan evaluasi diri, terutama meminta dikritik dan diberi masukan serta nasihat. Parahnya lagi banyak dari mereka yang merasa nyaman dengan kehidupan yang begitu-begitu saja. Merasa nyaman dalam ketidak-produktifan. Merasa hari esok masih panjang, maka menunda adalah hal yang biasa. Orang-orang seperti inilah yang akan selalu merasa semua baik-baik saja, selagi dia merasa tidak terancam dan terganggu akan sifat-sifat buruk yang ia miliki. Egois? Tentu jawabannya “Iya”, karena orang macam ini hanya memikirkan dirinya sendiri. Misal, kebiasaan tidak total dalam melakukan pekerjaan tim, sehingga merasa cukup karena ada orang-orang yang progresif. Bagi dirinya tentu sikap seperti ini tidak menganggu, tapi bagi orang lain? Banyak konflik internal dalam tim terjadi karena adanya orang-orang seperti ini. Karena mereka akan selalu nyaman, karena merasa tidak mengusik kehidupan orang lain. Namun, sejatinya orang-orang seperti ini patut segera kita rangkul dan berikan asupan motivasi. Mau jadi apa jika kehidupan dijalani tanpa adanya produktivitas? 

Hal pertama yang harus kita tanyakan pada tipe orang semacam ini adalah “bagaimana menurut Anda, rasanya hidup satu hari tanpa berbuat apapun?” Jika jawabannya, “biasa saja” atau “saya nyaman saja kok!” Ini pertanda bahwa mereka dalam zona bahaya. Meskipun mereka ditakdirkan memiliki kecerdasan luar biasa atau potensi yang hebat, jika tidak produktif? Mau jadi apa? Orang yang tidak memiliki arah untuk melanjutkan hidup serta capaian dalam hidup, sesungguhnya adalah orang yang sangat menyedihkan. Lantas, bagaimana caranya jika kita hendak membantu mereka untuk menjadi manusia yang sedikit berguna? 

Satu, ceritakan pada mereka tentang impian dan cita-cita Anda secara detail. Jika perlu pertontonkan mapping kehidupan Anda 5-10 tahun ke depan. Buat mereka tertarik, lalu tanyakan pada mereka, “apakah kamu siap menuliskan impianmu?”, pada awalnya tentu mereka akan cenderung santai. Tapi setidaknya ini telah menjadi awalan yang baik. 

Dua, hadiahi mereka sebuah buku agenda dan berikan contoh untuk mengisinya. Perlihatkan buku agenda Anda yang diisi dengan rapi dan menuliskan banyak to do list  yang sejatinya dapat menjaga kita dari kemalasan. 

Tiga, teruslah ajak mereka berkegiatan bersama. Meskipun awalnya terpaksa, jika dapat selalu mengikuti kegiatan positif, mereka akan mulai paham apa arti kata ‘produktif’ dan perlahan berupaya melakukannya. 

Jika Anda adalah orang yang risau jika sehari saja tidak produktif, maka Anda adalah orang yang tepat melakukan tiga hal sederhana diatas untuk membantu kawan, saudara Anda keluar dari zona super nyaman, dan menjadi orang baru dengan perubahan positif. Karena terkadang perubahan itu butuh tangan yang kuat untuk membantu menggenggam tekad.   

Isti Anindya 
Divisi Penulis, Departemen Promosi, Bidang Promas ODOJ

-----------------------------------------------------------------------
Artikel ini sebelumnya telah diposting di Kompasiana ODOJ dengan link: http://www.kompasiana.com/odoj-promas/menjadi-manusia-produktif-dan-memproduktif-kan-manusia_56a43d172cb0bd1005b48372

Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram