Menjemput Berkah


Mendapat penghasilan yang berlimpah dari sebuah kerja keras adalah kebahagiaan bagi setiap orang, termasuk kamu. Seorang desainer grafis. Ya, sebagai itulah kamu memperkenalkan dirimu. Meskipun tak sedikit dari mereka yang sebenarnya tak benar-benar paham dengan apa yang kamu kerjakan. Kadang kamu tak bisa menjelaskan dengan bahasa yang mereka mengerti, satu-satunya cara adalah dengan memperlihatkan hasil karyamu. 

“Aku bikin ini loh, Te,” ujarmu suatu hari kepada Tante Maulida. Adik mamamu itu manggut-manggut melihat layar komputer di hadapanmu. 

Hari berganti hari dan kamu semakin menikmati pekerjaan yang sebenarnya adalah hobimu sejak semester pertama di bangku kuliah. Tapi tiba-tiba kamu merasa ada yang salah. Hati yang cerah mendadak mendung hanya karena sebuah pesan yang masuk di ponsel yang katanya pintar itu. 

Nanti kalau uangnya sudah terkumpul cepat-cepat beli lisensi ya :) 

Deg. Pesan ini menghilangkan mood dalam sekejap, pasalnya kamu ingat bahwa selama ini yang kamu gunakan untuk mencari rezeki adalah software berbayar yang kamu dapatkan secara ilegal. Modal copy paste dari teman beserta crack yang bisa didapatkan dengan mudah di internet. Tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Maka seketika yang kamu pikirkan adalah status penghasilan yang kamu dapat melalui software bajakan itu. Apakah berkah? Meskipun sebenarnya kadar keberkahan rezeki seseorang hanya Allah yang tahu, tapi kamu gelisah, ragu dengan hasil jerih payahmu. 

Kamu menjauh dari meja komputer, duduk di tepi ranjang dengan berbagai pikiran yang berkecamuk. Apa yang harus aku lakukan? Kamu terus berpikir untuk mencari jalan keluar. Sekaligus membayangkan bagaimana kamu mempertanggungjawabkannya di akhirat kelak. Hari ini kamu merasa telah mendzalimi para pembuat software yang karyanya kamu gunakan secara bebas. Padahal jika hal itu terjadi padamu, desain yang kamu buat dibajak oleh orang lain, kamu tidak akan terima. 

Suara adzan maghrib terdengar samar-samar, kamu memutuskan untuk menenangkan diri, mengadu pada Sang Ilahi, memohon ampun atas apa yang kamu perbuat, dan tak lupa menyelesaikan juz lima yang tersisa tiga lembar. Berharap saat itu juga Allah memberimu jawaban tentang apa yang harus dilakukan. 

Masalah diciptakan beserta solusinya, maka jika ada software berbayar, apakah orang-orang menciptakan software gratis? Kamu duduk kembali di depan komputer, kali ini yang kamu buka bukan software desain, melainkan browser. Pasti tidak hanya kamu saja yang memiliki permasalahan demikian, begitu pikirmu. Dan benar saja, kabar baik bersambut. Orang-orang di dalam sana menjabarkan permasalahan lengkap dengan solusinya. 

Saat itu juga kamu mengambil keputusan, mengunduh software desain gratis dan uninstall software ilegal yang terpasang di komputermu. Meskipun butuh waktu untuk beradaptasi dengan software baru, kamu yakin pasti Allah akan senantiasa memudahkan hamba-Nya yang ingin berbuat baik. Pun kalau tidak, kamu akan terus berusaha untuk menjadi pro sebagai desainer grafis. Tidak hanya sekadar mendesain, tetapi juga menghargai hasil keringat orang lain yang menciptakan software desain. 

Sesuatu yang baik harus dilakukan dengan cara yang baik, ucapmu dalam hati. Kamu memandangi layar komputer lekat-lekat, tersenyum, terharu karena Ia telah menunjukkan jalan-Nya kepadamu. Mungkin bagi orang lain ini adalah hal sepele, tapi bagimu ini luar biasa. Karena bekerja itu tak sekadar menjemput rezeki, tapi juga berharap berkahnya. 

Retno Wulan (ODOJ3131)
Divisi Penulis, Departemen Promosi, Bidang Promas ODOJ

-----------------------------------------------------------------------
Artikel ini sebelumnya telah diposting di Kompasiana ODOJ dengan link: http://www.kompasiana.com/odoj-promas/menjemput-berkah_56b2dc25539773b5048b457c

Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram